- Tim SLB TNCC taklukkan 4.18 km dalam pawai budaya 2025...
- Gebyar Apresiasi kelulusan siswa Disabilitas SLB TNCC...
- SLB TNCC gelar Festival literasi dan numerasi bagi siswa ist...
- SLB TNCC GELAR KARYA P5 SISWA ISTIMEWA...
- Peringati Hari Ikan Nasional, PT PEMA Anjangsana ke SLB TNCC...
- Semarak perayaan 17 Agustus Siswa SLB TNCC ikut pawai budaya...
- SLB TNCC adakan Perkemahan Sabtu Minggu (PERSAMI) Bagi Siswa...
- Apa Itu Kurikulum ?...
- Gandeng Dompet Dhuafa, SLB TNCC Gelar Lomba Dinul Islam...
- Program Career’s Day SLB TNCC Libatkan Orangtua dalam Pemb...

Cerpe "Kemah Yang Tinggal Wacana"
Kemah
Yang Tinggal Wacana
Karya
: Suciani, S.Pd
Sebuah grup WA yang biasanya diisi oleh
curhatan sekelompok sahabat yang sudah lama terjalin, sejak mereka bekerja di
sebuah Yayasan/Sekolah yang sama. Dimana dalam grup tersebut ada bu Khaira
beliau seorang IRT sekaligus seorang guru yang punya bakat menulis yang luar
biasa, bahkan ada beberapa tulisannya sudah terpublis. Kemudian ada bu Ita
seorang guru sekaligus mahasiswa yang sedang mengejar Thesis S2 nya namun
sangat lihai dalam berkomunikasi. Ada juga bu Vega seorang pekerja keras yang
pantang menyerah walau rintangan menghadang, begitulah istilah yang dapat
kujuluki untuk seorang guru multitalen ini. Selanjutnya ada bu Suci seorang
wanita karir yang lebih mementingkan pekerjaannya daripada hidupnya sendiri.
Ada pula bu Yana yang diam-diam namun cepat dalam segala hal terutama dalam hal
jodoh. Terakhir ada pak Zai, satu-satunya lelaki yang singgah digrup ini,
beliau termasuk laki-laki yang religius, pekerja keras dan tidak suka ikut tren
jaman sekarang, namun beliau patut diacungkan jempol dalam hal mengajar peserta
didik.
Hari yang cerah tampaknya asik untuk
berkumpul alias reonian para Ex Fasils, bu vega selaku Admin grup mulai
mengatur jadwal ngumpul, dan anggota grup pun mulai setuju dengan jadwal yang
sudah ditentukan. Namun seperti biasa pak Zai yang sudah berkeluarga dan
istrinya sedang hamil tua terkendala untuk hadir , tapi aktivitas ngopi bareng
tetap jalan.
Jam menunjukkan pukul 05.30 wib. Mereka
tengah duduk disebuah meja tepat dipojok cafee agar mudah bercerita, curhat dan
lain-lain yang biasanya dilakukan sekelompok sahabat saat lama nggak pernah
ngumpul. Tiba-tiba muncul kembali pembahasan Kemah yang dulu pernah tertunda,
bu ita yang sering bergabung dalam organisasi sudah terbiasa dengan yang
namanya kemah, dia mulai memaksa serta mengatur jadwal-jadwal teman lain agar
semua bisa datang saat kemah nanti.
Bu
ita “Ayo bu yana jangan sampai bilang gk bisa datang, saya jemput kerumah”
Bu
yana “hahaha kalau gk diizin kan gk boleh maksa bu”
Bu
ita “bisa di atur”
Bu
suci “saya lihat dulu ya bu ibu, belum bisa janji karena jadwal masuk sekolah
belum fix”
Bu
vega & Bu ita “oke bu, kita susun dulu jadwalnya sesuai jadwal masuk
sekolah ibi, nanti jika berubah dikabarin lagi’.
Bu
suci “oke deh”
Akhirnya
jadwal kemahpun sudah tetap, yaitu hari jumat malam sabtu.
Jam
sudah menunjukkan pukul 06.30 mereka bubar dan pulang kerumah masing-masing.
Bu
Vega “aku duluan ya gaess, see you next time…” bu vega langsung tancap gas
begitupula dengan ibu ibu lain.