- SLB TNCC Lantik duta baca dengan semangat hari aksara...
- Tim SLB TNCC taklukkan 4.18 km dalam pawai budaya 2025...
- Gebyar Apresiasi kelulusan siswa Disabilitas SLB TNCC...
- SLB TNCC gelar Festival literasi dan numerasi bagi siswa ist...
- SLB TNCC GELAR KARYA P5 SISWA ISTIMEWA...
- Peringati Hari Ikan Nasional, PT PEMA Anjangsana ke SLB TNCC...
- Semarak perayaan 17 Agustus Siswa SLB TNCC ikut pawai budaya...
- SLB TNCC adakan Perkemahan Sabtu Minggu (PERSAMI) Bagi Siswa...
- Apa Itu Kurikulum ?...
- Gandeng Dompet Dhuafa, SLB TNCC Gelar Lomba Dinul Islam...

Cerpen "Menunggu"
Menunggu
“Kring…Kring…Kring…”
Bel bertanda pulang sekolahpun berbunyi. Andre dan kawan-kawan berteriak
gembira sembari mengemaskan barang-barangnya untuk segera keluar dari kelas
yang mereka rasa sudah sangat membosankan itu.
Bu Ratih,
guru kelas 5 yang sudah tak muda lagi, punya anak 3 dan suaminya seorang Karyawan
di sebuah Perusahaan swasta. Apa daya bu Ratih hanya bisa meredamkan kebiasaan
siswa-siswanya yang selalu ricuh saat jam pulang sekolah.
Semua
siswapun bergantian dijemput oleh orangtuanya, Lala dijemput oleh Ibunya yang
bekerja tak jauh dari sekolahnya. Kiki dijemput oleh kakaknya yang terlihat
cantik seperti wanita Arab. Begitupun Raka temannya Andre yang dijemput oleh
kedua orangtuanya, sebelum pulang layaknya teman Raka pamit kepada Andre.
Raka “Dre aku
pulang duluan yaa, mama papaku udah jemput ni”
Andre “Oke ka,
besok jangan lupa ya, yang aku bilang tadi”
Raka “
Asiaaap”…
Jam
menunjukkan pukul 03.00 Andre masih duduk di depan sekolah, mukanya terlihat
masam, gerak tubuhnya terlihat sudah sangat bosan. Tapi Andre tidak sendiri
masih banyak guru yang lalu lalang di dalam dan diluar kantor karena memang
guru tidak secepat murid pulangnya, ada banyak hal yang harus mereka lakukan,
apalagi besok Sekolah akan mengadakan acara 17 Agustus.
Langit sudah
terlihat gelap, tiba-tiba hujan turun “memang sekarang lagi musimnya hujan”
Andre masih setia menungu jemputan. Biasanya Andre di jemput oleh Supirnya Pak
Sam. Tapi entah kenapa hari ini Pak Sam belum terlihat batang hidungnya di
depan Anak majikannya itu.
Andre sudah
terlihat sangat bosan, sesekali dia bangun dari tempat duduknya dan beranjak ke
tempat lain, kadang bermain bola yang ada disana, kadang juga dia bermain ke
tempat satpam. Tapi saat hujan dia berteduh.
Andre
termasuk siswa yang patuh, namun jika ada teman Andre juga bisa terbawa suasana
temannya yang nakal.
Hujan terus membasahi seluruh lingkungan
sekolah, dengan rasa yang sudah sangat jenuh akhirnya Andre berlari ketengah
lapangan dan bermain hujan.
Bu Tini,
seorang guru mata pelajaran PPKN di sekolah melihat Andre dan memanggilnya “
Andre jangan main hujan, nanti kamu sakit. Cepat kembali kesini”
Andre tak
menghiraukan siapapun, baginya bermain hujan adalah pilihan yang tepat saat
bosan menunggu jemputan.
Bu Ratih
terus-menerus mencoba menghubungi keluarga Andre, namun tak ada respon. HP
ayahnya tidak aktif, apalagi mamanya yang sangat sibuk.
Guru-guru
lainnya juga mencoba membujuk Andre untuk tidak main hujan, tapi tidak
dihiraukan olehnya.
Tepat jam
4.15 sebuah mobil terlihat parkir di depan pagar sekolah, dan turunlah seorang
bapak-bapak yang berpakaian lengkap layaknya seorang supir, karena kondisinya
hujan dia menggunakan Payung, ya, tidak salah lagi beliau adalah Pak Sam
supirnya Andre.
Pak Sam
bertanya pada satpam dan menuju keruang guru, disana sudah terlihat Andre
dengan pakaian yang basah, dan menggigil akibat bermain hujan tadi.
Pak Sam
menjelaskan kepada guru-guru kenapa bisa sangat terlambat menjemput Andre, dan
akhirnya merekapun mengerti. Namun tidak dengan Andre, dia terlihat sangat
marah, kesal dan benci kepada supirnya itu, Pak Sam merasa bersalah dan meminta
maaf kepada Andre meskipun itu bukan kemauannya namun ia hanya menjalankan
tugas.